TARVEL
Lama Tinggal Wisatawan di Yogya Belum Mencapai 3 Hari
Kunjungan Wisatawan Asing ke Yogyakarta - Wisatawan asing berjalan kaki
menuju obyek wisata Taman Sari, Yogyakarta, Jumat (29/7/2011). Kunjungan
ke Taman Sari dan Keraton Yogyakarta yang berada di dekatnya menjadi
salah satu agenda yang jarang dilewatkan wisatawan asing saat berwisata
di Yogyakarta.
YOGYAKARTA - Lama tinggal wisatawan di Kota
Yogyakarta selama tiga bulan pertama 2012 masih belum mencapai lebih
dari tiga hari, yaitu rata-rata baru 2,3 hari. "Rata-rata baru 2,3 hari.
Lama tinggal wisatawan di Yogyakarta ini pun lebih rendah dibanding
Bandung yang telah mencapai sekitar tiga hari," kata Kepala Badan
Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY) Deddy Pranawa Eryana di
Yogyakarta, Minggu (7/4/2012).
Beringharjo bisa digarap sebagai tempat wisata belanja yang menarik kepada wisatawan.
-- Deddy Pranawa Eryana
Menurut Deddy, meskipun jumlah wisatawan yang
berkunjung ke Kota Yogyakarta lebih banyak dibanding jumlah wisatawan
yang berkunjung ke Kota Bandung, namun kurangnya inovasi tujuan wisata
di Yogyakarta menyebabkan wisatawan tidak perlu berlama-lama tinggal.
Deddy
mengatakan, Yogyakarta yang telah lama dikenal dengan wisata budaya,
bisa juga mengembangkan terobosan baru dalam industri pariwisata,
seperti wisata belanja karena Yogyakarta juga memiliki pasar yang sudah
cukup terkenal yaitu Beringharjo. "Beringharjo bisa digarap sedemikian
rupa dan kemudian ditawarkan sebagai tempat wisata belanja yang menarik
kepada wisatawan. Jika bisa dikemas dengan baik, maka saya yakin, tidak
akan kalah dengan kota-kota lain," katanya.
Selain itu, lanjut
dia, pelaku pariwisata yang ada di Yogyakarta, mulai dari pemerintah
daerah hingga pramuwisata, juru parkir, kusir andong atau pengemudi
becak juga memiliki kesadaran bahwa lokomotif utama ekonomi di
Yogyakarta adalah dari dunia pariwisata.
"Pelaku pariwisata jangan
sampai mengecewakan wisatawan yang datang. Misalnya saja dengan
menaikkan tarif parkir atau sengaja menawarkan jasa dengan harga murah
tetapi mewajibkan wisatawan menuju ke suatu tempat yang tidak sesuai
dengan keinginan wisatawan," katanya.
Kondisi tersebut, lanjut
Deddy, berpotensi merusak citra pariwisata di Yogyakarta dan bisa
mengakibatkan tidak berkembangnya industri pariwisata di Kota
Yogyakarta.
"Berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah di
Provinsi DIY juga hingga pelaku wisata di kabupaten lain juga harus
bersinergi untuk menawarkan potensi wisata yang ada. Kerja sama ini
penting, karena jangan sampai wisatawan tidak memperoleh sesuatu yang
baru saat berkunjung ke Yogyakarta," katanya.
Berdasarkan data
dari Badan Pusat Statistik DIY, lama tinggal wisatawan di Yogyakarta
pada Februari justru mengalami penurunan dibanding Januari, yaitu
menjadi 1,68 hari dari 1,87 hari.
Sebelumnya, Ketua Perhimpunan
Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta, Istidjab Danunagara
mengatakan, obyek wisata yang masih terbatas menyebabkan wisatawan hanya
memerlukan waktu satu hari saja untuk mengunjungi obyek wisata yang
ada.
Obyek wisata yang masih menjadi favorit wisatawan saat
berkunjung ke Yogyakarta adalah Candi Prambanan, Candi Borobudur, Kraton
Ngayogyakarta Hadiningrat dan Malioboro. "Ada beberapa alternatif yang
bisa dilakukan untuk meningkatkan lama tinggal wisatawan di Yogyakarta
seperti menawarkan berbagai even budaya di malam hari seperti pementasan
Sendratari Ramayana," katanya.
Selain itu, lanjut Deddy, pihaknya
akan mencoba menawarkan paket wisata melihat matahari terbit di Candi
Borobudur dan Candi Prambanan.
Sementara itu, Kepala Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yulia Rustiyaningsih
mengatakan, libur panjang akhir pekan biasanya cukup mampu mendongkrak
kunjungan wisatawan ke Kota Yogyakarta. "Hal itu bisa dilihat dari
volume kendaraan yang semakin meningkat di beberapa obyek wisata seperti
Malioboro," katanya.
Namun demikian, Yulia tidak memungkiri
apabila meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan tersebut juga
menyebabkan munculnya berbagai masalah seperti kemacetan dan parkir
kendaraan. "Kami akan terus berkoordinasi agar masalah-masalah tersebut
dapat diantisipasi di masa yang akan datang," katanya.
Mengenai
inovasi di dunia pariwisata, Yulia mengatakan, bahwa Yogyakarta mulai
mengembangkan pariwisata berbasis wilayah melalui kampung wisata.
www.pulogadingcity.blogspot.com