JAKARTA - Keterbukaan merupakan sebuah
prinsip yang melekat pada diri Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok,
politisi Partai Golkar yang "digaet" Partai Gerindra yang kini mengadu
nasib menjadi bakal calon gubernur DKI Jakarta. Tidak hanya gaya
bicaranya yang ceplas-ceplos dan kerap kali membuat orang mengernyitkan
dahi, tetapi juga sikapnya kepada masyarakat yang sangat terbuka. Ahok
mudah didekati warganya.
Pas saya balas, saya
tulisnya terima kasih dukungannya. Ha-ha-ha-ha istri saya marah karena
dia tahu itu auto text. Kadang-kadang memang istri saya terpaksa antri
untuk SMS
-- Ahok
Semenjak
jadi Bupati Belitung Timur pada tahun 2005-2010, Ahok sudah menyebar
nomor ponsel pribadinya kepada masyarakat, termasuk juga email dan juga
nomor PIN Blackberry pria keturunan Tiong Hoa ini. Akibat menyebarkan
nomor PIN Blackberry itu, ponsel Ahok sempat hang karena membanjirnya permintaan pertemanan.
Di dalam website
resminya, www.ahok.org, Ahok bahkan sampai mencantumkan berita
permintaan maafnya karena tidak bisa menerima semua permintaan
pertemanan di Blackberry.
"TP (Tjahaja Purnama) meminta maaf kepada rekan-rekan yang meng-add PIN BB namun hingga kini masih belum di-accept, karena hingga (8/12) telah ada 414 permintaan untuk meng-add, karena kapasitas BB hanya 2000 kontak sehingga untuk sementara tidak bisa semua permintaan di-accept.
Sementara untuk berkomunikasi bisa via E-mail btp@ahok.org atau
ahokbtp@gmail.com atau via SMS ke 0811 944 728. Terima kasih atas
perhatian, info dan dukungannya," demikian tulisnya.
Ditemui dalam
diskusi di Freedom Institute, Selasa (10/4/2012) malam, Ahok
menceritakan kisah di balik keterbukaannya kepada masyarakat.
"Keterbukaan ini penting agar akses masyarakat ke saya tidak ada kendala
dan saya bisa mengawasi bagaimana pelayanan masyarakat sebenarnya
terjadi di bawah," katanya/
Ahok mengatakan, kini dirinya memiliki
enam ponsel Blackberry yang siap menerima segala keluhan dan masukan
masyarakat. Enam ponsel itu terdiri dari dua nomor lamanya yang sudah
diketahui masyarakat, nomor khusus melayani pertanyaan wartawan, dan
nomor untuk SMS Center Jokowi-Ahok.
"Tidak ada satu pun nomor yang saya tutupi, semuanya terbuka untuk melayani siapa saja," ucap Ahok.
1000 pesan per hari
Dengan
membagi-bagikan nomor pribadinya, Ahok tak memungkiri dirinya
kebanjiran pesan dari masyarakat. Pada saat di Belitung Timur dulu, dia
bahkan menerima 1.000 keluhan setiap harinya. Macam-macam hal dikritik
masyarakat mulai dari pelayanan rumah sakit hingga pungutan liar di
sekolah.
"Ada sampai 1.000 pesan setiap harinya saya terima. Isinya protes masyarakat semua," kata mantan politisi Golkar ini.
Untuk
melayani semua pertanyaan, keluhan, dan saran masyarakat itu, Ahok
terpaksa menugaskan satu orang asistennya untuk membacakan satu per satu
isi pesan itu. "Sambil saya tanda tangani surat-surat, dia bacakan
isi-isi pesannya. Nanti saya jawab, dia yang nulis," katanya.
Ahok
mengenang, pernah ada satu kasus di mana ada warga yang melaporkan
adanya pungutan di rumah sakit padahal dia sudah mengurus jaminan
kesehatan bagi warga miskin. Sang warga kerap dimintai dana setiap kali
ganti infus.
"Wah, nggak benar ini. Adik saya dokter,
jadi saya tahu bagaimana akal-akalannya perawat ganti-ganti infus minta
bayar. Akhirnya, saya datangi itu rumah sakit, saya marah-marah. Saya
sampai takut kalau sakit nggak mau di rumah sakit itu, takut disuntik mati. Ha-ha-ha-ha," kenang Ahok.
Cerita
menarik lainnya juga terjadi di Belitung Timur. Ahok mendapat laporan
warga kalau ada polisi hutan yang memalak uang para pengusaha. Polisi
hutan itu pun dendam kesumat dengan sosok sang Bupati. Tak jelas
alasannya apa. Polisi hutan itu bahkan sempat mengancam akan menghabisi
nyawa Ahok.
"Saya minta tolong orang cari itu polisi hutannya siapa, apa benar dia mau habisi saya? Eh, ternyata benar saya sampai punya rekamannya," ujar Ahok.
Kendati
berparas jauh dari sangar, Ahok yang langsung naik pitam itu berusaha
tenang. Ada cara cerdik yang dilakukannya. Suatu waktu, Ahok membuat
apel pertemuan dengan para polisi hutan.
"Di tengah pidato saya, saya tunjuk itu polisi hutan. 'Hei kamu, kamu mau ngapain saya? Saya punya rekamannya. Mulai besok, kamu urus sampah saja, nggak usah lagi malak-malakin orang di hutan'. Dendam kesumat dia sama saya," tutur Ahok.
Cerita-cerita
itu, diakui Ahok, tidak akan ketahuan kalau pemimpinnya tidak bisa
dijangkau masyarakat. "Dengan keterbukaan ini, yang awalnya saya terima
sampai 1.000 lebih keluhan akhirnya menyusut jadi ratusan saja. Ini
karena mekanisme pengawasan itu berjalan," katanya.
Oleh karena
itu, Ahok pun berjanji akan mempertahankan sikap terbukanya itu jika
dipercaya menjadi pemimpin Ibu Kota bersama Jokowi.
Istri terpaksa antre SMS
Dengan
pencalonannya sebagai bakal calon Gubernur DKI, Ahok mengakui semakin
banyak pesan singkat (SMS) yang diterimanya. Ahok pun terpaksa menambah
satu orang asistennya yang bertugas menjawab pertanyaan masyarakat.
"Kalau kemana-mana, dua asisten saya selalu ikut karena sambil di perjalanan, dia bacain semua pesan dari masyarakat," ujarnya.
Ahok mengaku punya format pesan singkat sendiri untuk mempercepat balasan. "Kalau dukungan, tinggal pencet TH nanti auto text terima kasih atas dukungannya seperti itu," papar Ahok.
Akibat
sifatnya itu, cerita lucu pun kembali terulang. Pernah istri Ahok
mengirimkan pesan singkat kepada sang suami. Lama sekali tidak dibalas
karena menunggu antrian balasan ratusan pesan yang masuk.
"Pas saya balas, saya tulisnya terima kasih dukungannya. Ha-ha-ha-ha istri saya marah karena dia tahu itu auto text.
Kadang-kadang memang istri saya terpaksa antre untuk SMS, saya tidak
punya nomor khusus keluarga semuanya saya samakan saja disebar untuk
siapa saja," paparnya.
Ahok mengaku beruntung dengan fasilitas
grup Blackberry Messanger. Dengan adanya fasilitas ini, dia bisa
berkomunikasi dengan keluarganya melalui grup itu. "Kalau mau tahu
perkembangan keluarga, saya tinggal masuk ke grup itu," katanya.
Kendati
banyak menerima pesan jahil yang hanya minta sekadar kenalan dan
bertanya sedang apa, Ahok mengaku tidak kapok membagi-bagikan nomornya
ke masyarakat. Menurutnya, lebih banyak manfaat yang bisa dipetik dengan
sikap terbuka seperti itu.
"Saya yakin pemimpin harus terbuka,
bersih, dengan begitu dia bisa menindak apa pun jenis pelanggarannya,"
kata pria tinggi besar itu.
www.pulogadingcity.blogspot.com