OASE
Situs Candi Kuno di Trenggalek Mulai Diteliti
Ilustrasi: Juru kunci merawat Candi Kendalisada yang berada di lereng
Gunung Penanggungan, Trawas, Mojokerto, November 2011. Di gunung ini
banyak sekali punden berundak yang merupakan tempat pemujaan pada zaman
Empu Sindok dan Majapahit.
TRENGGALEK - Penemuan situs candi kuno di
Desa Semarun, Kecamantan Durenan, Kabupaten Trenggalek, kini mulai
mendapat perhatian khusus untuk ditindaklanjuti dengan langkah
penelitian.
"Kemarin kami mendatangi lokasi penemuan dan sudah
mulai melakukan identifikasi. Hasilnya masih dirapatkan," kata
koordinator lapangan tim peneliti dari alai Pelestarian Peninggalan
Purbakala (BP3) Trowulan wilayah Tulungagung-Trenggalek, Hariyadi,
Selasa.
BP3 Trowulan - Mojokerto, menurutnya, mulai meneliti
penemuan situs candi kuno di Desa Semarum tersebut, untuk bisa
memastikan peradaban serta tahun pembuatan situs tersebut.
Terkait
itu, lanjutnya, harus dilakukaan penelitian lebih mendalam oleh Balai
Arkeologi (Balar) Yogyakarta. "Karena BP3 Trowulan itu sifatnya hanya
sebatas melakukan identifikasi awal, selanjutnya hasil itu akan
dilaporkan ke Balar Yogyakarta untuk ditindak lanjuti dan dilakukan
penggalian. Jadi prosesnya panjang," katanya.
Tim BP3 rencananya
akan kembali mendatangi lokasi untuk melakukan pengambilan foto bangunan
bersejarah tersebut sebagai data tambahan sebelum dilaporkan ke balai
akreologi.
Sementara itu, dari pengamatan bentuk batu bata serta
susunan bangunannya, Hariyadi memperkirakan situs yang ditemukan oleh
Kaseni dan Qosim tersebut merupakan pagar sebuah candi.
"Kemarin
itu kami juga melakukam pengukuran, ternyata panjangnya mencapai 24
meter. Biasanya pagar sebuah candi itu bentuknya adalah persegi bukan
persegi panjang, sehingga dimungkinkan bangunan itu sampai di rumah
warga," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Promosi Wisata dan
Budaya Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Kabupaten Trenggalek,
Suparlan mengatakan, bangunan kuno yang terbuat dari susunan batu bata
dimungkinkan merupakan peninggalan masa Kerajaan Majapahit.
"Karena
ciri khas utama dari banguanan peninggalan Majapahit itu adalah batu
batanya itu. Tapi untuk kepastiannya kita tunggu saja penelitian dari
ahlinya," katanya.
Ia memperkirakan situs-situs serupa banyak terdapat di bantaran sungai Durenan.
Mengingat, pada masa kejayaan Majapahit, demikian Suparlan, aliran sungai menjadi salah satu moda transportasi utama.
"Karena
ada temuan yang lain di Desa Kamulan yang batuannya mirip dengan yang
di Semarum, tapi kondisnya sudah berserakan," jelasnya.
Terkait
laporan temuan lain itu, tim BP3 Trowulan berencana melakukan penyisiran
di sejumlah lokasi di Kecamatan Durenan yang dimungkinkan terdapat
benda-benda serta bangunan peninggalan masa kerajaan. "Akan kami coba
datangi lokasinya sesuai informasi dari Dinas Pariwisata Trenggalek,"
kata Hariyadi.
www.pulogadingcity.blogspot.com
www.pulogadingcity.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar