EDUKASI
Sekolah Bertaraf Internasional Disalahpahami
ILUSTRASI
JAKARTA- Rintisan sekolah bertaraf
internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf internasional (SBI) yang
dikembangkan pemerintah selalu disalahpahami. Padahal, adanya RSBI/SBI
di jenjang SD hingga SMA sederajat dibutuhkan Indonesia semata-mata
untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia yang berdaya saing di dunia
global.
Label internasional mengarah pada peningkatan mutu tanpa
meninggalkan jati diri, harkat dan martabat, serta keunggulan yang
dimiliki bangsa ini.
Pandangan tersebut dikemukan dua saksi ahli
dari pemerintah, yakni Guru Besar Universitas Yogyakarta Slamet dan
mantan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud
sekaligus dosen Institut Teknologi Bandung Indra Djati Sidi dalam sidang
di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Rabu (11/4/2012).
Sidang
uji materi pasal 50 ayat 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 soal
RSBI/SBI yang dipimpin Ketua MK Mahfud MD kali ini mendengarkan
keterangan saksi ahli dari pemerintah.
"Untuk semua bisa menjadi sekolah standar nasional (SSN) saja bisa 50 tahun lagi," kata Slamet.
Menurut
Slamet, sejak Pelita I dulu, Indonesia sudah mengembangkan sekolah
bermutu tinggi untuk anak-anak berkecerdasan tinggi. "Ada yang namanya
sekolah unggulan. Dan sekarang namanya SBI," kata Slamet.
Ia
menyayangkan SBI disalahpahami mulai dari menciptakan diskriminasi
pendidikan, menunjukkan ketidakpercayaan diri bangsa Indonesia terhadap
kemampuannya, mencerabut anak-anak Indonesia dari budaya dan jati
dirinya, hingga pendidikan yang berorientasi kebarat-baratan.
Slamet
menjelaskan, SBI sebenarnya yang utama tetaplah sekolah Indonesia yang
SSN ditambah pengayaan. "Jika perlu saja, pengayaan atau penambahan
supaya mutu pendidikan Indonesia sama dengan negara maju dilaksanakan,"
kata Slamet.
Indra Djati mengatakan, SBI disambut baik masyarakat
dan diminati. "Kalau dalam pelaksanaan ada kelemahan ya diperbaiki
supaya peningkatan mutu pendidikan berkelanjutan," jelas Indra.
Ia
berharap RSBI/SBI bisa dikembangkan dengan pola yang telah dilaksanakan
ITB. Pendanaan dari pemerintah, perguruan tinggi, sektor swasta, dan
masyarakat, tetapi sekolah bermutu ini terbuka bagi semua orang.
www.pulogadingcity.blogspot.com
www.pulogadingcity.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar