Kamis, 12 April 2012

OLAHRAGA
Persikabo Bogor gagal memaksimalkan laga kandang saat menjamu Persiraja
BOGOR - Persikabo Bogor gagal memaksimalkan laga kandang saat menjamu Persiraja Banda Aceh pada leg pertama babak kedua Piala Indonesia. Tampil dominan, Persikabo harus puas dengan hasil imbang 0-0.

Bertanding di Stadion Persikabo Cibinong, Rabu (11/4/2012) sore, Persikabo langsung mengambil inisiatif menyerang sejak menit pertama. Berbagai tekanan dilancarkan anak asuh Suimin Diharja dari berbagai area lapangan.

Namun, pola permainan bertahan yang digalang Persiraja masih cukup kokoh menahan gelombang serangan Persikabo. Alhasil, babak pertama berakhir dengan skors kacamata alias 0-0.

Memasuki babak kedua, hujan deras mengguyur stadion. Buntutnya, jalannya pertandingan pun tidak terlalu menarik karena kedua tim kesulitan mengembangkan permainan. Lapangan yang becek membuat bola sulit dikontrol.

Meski demikian, para pemain kedua tim masih berusaha mencetak gol. Baik Persikabo dan Persiraja sama-sama sempat beberapa kali menciptakan peluang emas. Sayang, kondisi lapangan yang tidak mendukung memaksa kedua tim akhirnya harus puas bermain 0-0.

Hasil ini tentunya merugikan untuk Persikabo, karena pada leg kedua nanti pasukan Suimin Diharja akan bertandang ke Aceh, markas Persiraja. Persikabo dituntut meraih kemenangan atau minimal imbang dengan mencetak gol untuk bisa menembus babak ketiga Piala Indonesia 2012. www.pulogadingcity.blogspot.com
BISNIS
Potensi Ekonomi RI Bisa Sia-sia
Ilustrasi 
JAKARTA — Potensi konflik yang cukup tinggi di Indonesia mengganjal pertumbuhan ekonomi pada masa keemasan. Karena itu, pemerintah harus mampu mengelola ranah sosial politik dan ekonomi agar bisa saling mendukung. Jika hal itu gagal dikelola, potensi pertumbuhan ekonomi akan sia-sia.
Hal itu disampaikan Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairul Tanjung dalam acara seminar Citi Bank di Jakarta, Rabu (11/4/2012).
”Dengan multiras, multiagama, kesenjangan si kaya dan si miskin, serta kesenjangan desa-kota membuat potensi konflik di Indonesia sangat tinggi. Jika tidak dikelola dengan baik, ini akan menjadi batu sandungan,” katanya.
Menurut dia, tahun 2010 menjadi awal bagi kebangkitan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi akan terus membaik sampai beberapa tahun mendatang. Selama periode tersebut, ekonomi Indonesia akan memasuki pertumbuhan emas karena meningkatnya daya beli masyarakat. ”Sampai tahun 2050, ekonomi Indonesia masih akan terus bagus. Saat itu, ekonomi Indonesia akan sama dengan kondisi Amerika Serikat saat ini,” ujarnya.
Pada masa pertumbuhan emas, peran Indonesia dalam perekonomian global akan semakin diperhitungkan. Hal itu seiring dengan menguatnya peran Asia. Saat ini, kontribusi Asia bagi ekonomi dunia mencapai 27 persen. Tahun 2050 diproyeksikan mencapai 49 persen.
Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, yang juga menjadi pembicara seminar, mengatakan, Pemerintah Indonesia perlu berbenah diri dalam menegakkan hukum dan peraturan. ”Tak bisa kita mungkiri bahwa sebagai negara yang multirasial, multietnis, dan masih memiliki kesenjangan ekonomi, Indonesia memang memiliki banyak potensi untuk terjadi friksi,” papar Anies.
Namun, katanya, konflik tidak akan terjadi seandainya pemerintah dapat menegakkan hukum dengan baik. ”Ini adalah salah satu persoalan utama yang kita hadapi dalam pertumbuhan demokrasi di Indonesia,” ujarnya.
Dia mengatakan, perekonomian nasional yang sehat saat ini tentunya perlu didukung oleh situasi dan kebijakan politik yang kondusif bagi perkembangan bisnis dan penanaman modal.
Selain masalah kepastian hukum, Indonesia juga masih mempunyai pekerjaan rumah dalam hal menumbuhkan tata laksana yang baik (good governance), antara lain dengan mengurangi biaya tidak terduga dan uang sogok, beban bea cukai, dan meningkatkan transparansi pembuatan kebijakan.
Saat membuka seminar, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, konsumsi domestik menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi di tengah krisis global.
  www.pulogadingcity.blogspot.com
MEGAPOLITAN
Anak 11 Tahun Diperkosa di Dekat Pintu Tol
Ilustrasi 
JAKARTA — Kejahatan biadab menimpa seorang anak perempuan berusia 11, sebut saja namanya Juliet, di taman dekat pintu keluar tol di depan Kodam Jaya di Cililitan, Jakarta Timur, Kamis (12/4/2012) sekitar pukul 00.00.
Sampai pagi ini, polisi dari Polsek Metro Kramat Jati dan juga orangtua korban belum berhasil mengetahui bagaimana kejahatan biadab itu menimpa Juliet. Sebab, Juliet masih sangat trauma. Bicaranya masih meracau dan kesakitan.
Anak perempuan malang itu dirawat di RS Polri Krmat Jati. Polisi yang membawa korban ke sana.
Kedua orangtuanya, Ny Sunani dan Franky, warga Jalan Pangkalan Bambu, Bekasi Selatan, sangat menyesali diri karena lengah mengawasi anaknya.
 www.pulogadingcity.blogspot.com
REGIONAL
Kasus Perbudakan di Medan Belum Dilimpahkan
Sri Purwati alias Butet (tengah).
MEDAN - Masih ingat kasus Sri Purwati alias Butet (34) warga Jalan Brigjen Katamso Gang Datuk, pembantu rumah tangga (PRT) yang terpisah dari keluarganya selama 28 tahun dan dipekerjakan selama 25 tahun tanpa gaji oleh majikannya? Sampai hari ini proses hukum terhadap apa yang dideritanya belum juga menunjukkan hasil.

Kepala Polresta Medan, Monang Sitorus malah diminta untuk segera mencopot Kepala Polsek Medan Kota Kompol Sandy Sinurat karena dianggap tidak sanggup dan menutup-nutupi kasus penganiayaan ini. Hal itu terungkap saat mempertanyakan perkembangan kasus kepada Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Kanit PPA) Polresta Medan AKP Ariani.

Ariani menyatakan belum pernah menerima berkas pelimpahan kasus atasnama Sri Purwanti. "Sampai saat ini unit PPA Polresta Medan belum ada menerima berkas pelimpahan kasus penganiayaan Sri Purwanti dari Polsek Medan kota. Kita juga jadi kewalahan ditanyai kasus ini karena kita belum pernah lihat berkasnya, kalau memang sudah ada, kan bisa langsung ditangani," katanya, Rabu (11/4/2012).

"Kalau memang tidak mampu, Kapolsek seharusnya sudah bisa menelepon saya agar berkasnya kita tangani secepatnya," kata Ariani lagi.

Sebelumnya, Kapolsek Medan Kota mengatakan, kasus Sri Purwanti sudah dilimpahkan ke Polresta Medan sesuai dengan instruksi pimpinan. "Kasusnya sudah dilimpahkan ke PPA Polresta Medan sesuai perintah pimpinan," katanya singkat.

Menanggapi hal tersebut, praktisi hukum Julheri Sinaga mengatakan, tidak singkronnya pernyataan dua perwira polisi membuka peluang kecurigaan masyarakat bahwa Polsek Medan Kota mencoba 'cuci tangan' dibelakang nama pimpinan atas kasus ini, dan melimpahkan ketidakmampuannya ke unit PPA yang jelas-jelas belum ada menerima berkas pelimpahan.

"Kita minta agar Kapolresta Medan segera mencopot Kapolsek Medan Kota Sandy Sinurat yang dianggap tidak mampu dan menutup-nutupi kasus penganiayaan berat ini," tegas Julheri.

Menurut Julheri, hal ini harus segera dilakukan sebelum masyarakat kehilangan kepercayaan kepada polisi yang punya slogan pengayom masyarakat. Dan bila terbukti kasus ini memang sengaja ditutup-tutupi maka Kepala Polsek bisa dikenakan pasal Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Kasus penganiayaan ini sudah dilaporkan sejak tiga bulan lalu ke Polsek Medan kota. Majikan korban yang menjadi pelaku telah diperiksa namun statusnya masih sebagai saksi terlapor. Kepada penyidik, pelaku penganiayaan membantas semua tuduhan yang ada padanya.   www.pulogadingcity.blogspot.com

Pelecehan Seksual, Guru Agama Ditangkap
MN, Guru agama di salah sekolah tingkat pertama di Bulukumba (kanan), menjalani pemeriksaan intensif di Mapolsek Ujung Loe. 
BULUKUMBA - Dituduh telah melakukan pelecehan seksual terhadap muridnya, seorang guru agama, HN di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan dijebloskan ke dalam sel. Pelaku yang memiliki tiga orang anak itu dilaporkan oleh orang tua korban SC (12) dengan tuduhan pelecehan seksual.

Hal itu diungkapkan Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 3, Tahiruddin, Kamis (12/04/2012). Menurut Tahiruddin, berdasarkan keterangan SC, guru yang telah mengabdi dalam dunia pendidikan sejak 1992 silam datang mendekati korban yang tengah berdiri menunggu temannya keluar dari masjid sekolah, di depan ruang praktek laboratorium IPA. Pelaku langsung merangkul pinggang korban dan kemudian tangannya naik hingga menyentuh buah dada korban.

"Korban langsung pergi meninggalkan pelaku setelah buah dada korban dipegang, kejadiannya itu disaat pulang sekolah, usai melakukan praktik sholat di masjid," jelasnya.

Lanjut Tahiruddin, kejadian pelecehan seksual yang dilakukan pelaku terhadap anak didiknya itu sudah dua kali terjadi. Pertama pada tahun 2002 lalu, namun pihak sekolah hanya menyelesaikan secara internal. Kejadian yang kedua kali ini, pihak sekolah menyerahkan keputusan terhadap keluarga korban.

Saat ini pihak sekolah masih menunggu keputusan dari Dinas Pendidikan yang telah melakukan pemeriksaan terhadap pelaku.

Sementara itu, HN yang ditemui di Mapolsek Ujung Loe membantah keras jika dirinya telah menodai anak didiknya sendiri. Dirinya menceritakan, usai pelajaran tata cara shalat di masjid sekolah, dia bertemu korban yang tengah berdiri di depan laboratorium. Sambil jalan, pelaku menegur korban, namun daftar kehadiran siswa yang dipegangnya menyentuh tangan korban.

"Saya memegang absen, tidak sengaja absen itu mengenai tangan siswi saya yang sedang berdiri. Saya juga kaget tiba-tiba polisi datang ke rumah saya dan menangkap atas tuduhan pelecehan seksual," kilahnya.

Kepala Polsek Ujung Loe, AKP Thamrin Nur mengatakan sejauh ini pihaknya masih mendalami kasusnya dengan memeriksa sejumlah saksi.  www.pulogadingcity.blogspot.com
NASIONAL
Pembahasan RUU Pemilu Ditunda
Anggota DPR mengikuti rapat paripurna di Gedung DPR, Senayan, Jakarta
JAKARTA - Pembahasan Rancangan Undang-Undang Pemilu dalam rapat paripurna di Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, akhirnya ditunda pada Kamis (12/4/2012) dini hari. Pengambilan keputusan akan dilakukan dalam paripurna siang nanti.

Penundaan itu diungkapkan Ketua DPR Marzuki Alie sebelum kembali menskor rapat paripurna. Keputusan itu diambil setelah pimpinan DPR dan pimpinan fraksi menggelar forum lobi yang digelar sejak Rabu (11/4/2012) sore hingga Kamis dini hari.

Marzuki mengatakan, penundaan itu disepakati setelah dua fraksi yakni Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memilih keluar di tengah jalannya lobi. Kedua fraksi itu meminta pengambilan keputusan dilakukan Kamis siang.

Hasil sementara lobi, tiga isu krusial telah mencapai kesepakatan antarfraksi yakni ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 3,5 persen, alokasi kursi per daerah pemilihan (dapil) 3-10, dan sistem pemilu proporsional terbuka.

Adapun isu yang belum ada titik temu yakni metode penghitungan suara menjadi kursi. Masih ada dua pandangan dalam penghitungan itu yakni habis di dapil dengan metode kuota murni dan metode divisor dengan varian webster habis di dapil.

Marzuki mengatakan, pihaknya tetap akan mencoba menyelesaikan satu isu itu dengan musyawarah mufakat sebelum paripurna digelar. Jika tetap tidak ada titik temu, pengambilan keputusan akan dilakukan melalui voting. "Jika dua fraksi itu (PDIP-Golkar) tidak hadir nanti, pengambilan keputusan bisa dilakukan musyawarah mufakat antar fraksi yang hadir," kata Marzuki.

Setelah menjelaskan mengenai hasil lobi kepada seratusan anggota Dewan yang masih bertahan di ruang paripurna, Marzuki kemudian menskor rapat. "Rapat saya skors kembali," kata politisi Partai Demokrat itu.  www.pulogadingcity.blogspot.com
VIDEO
Bangunan Rusak di Aceh karena Gempa
Kamis, 12 April 2012 | 23:21 WIB
Gempa yang mengguncang Aceh, Rabu (11/4) sore, mengakibatkan Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Banda Aceh rusak. Gempa mengancurkan plafon sekolah dan mengakibatkan dua siswanya terluka di bagian kepala. Kamis (12/4), akitivitas sekolah berjalan normal kembali.  


Paripurna DPR tentang UU Pemilu
Kamis, 12 April 2012 | 23:17 WIB
Setelah tertunda selama 24 jam, Rapat Paripurna DPR, Kamis (12/4), menyetujui RUU Perubahan atas UU Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD untuk disahkan pemerintah. Tidak ada perubahan signifikan kecuali ambang batas parlemen yang naik jadi 3,5 persen dan berlaku nasional. 
EDUKASI
Ketika Siswa Dikenalkan soal Istri Simpanan, Golok, dan Seks....
HEADLINE NEWS — Masih hangat cerita tentang "istri simpanan" pada judul "Bang Maman dari Kali Pasir" yang termuat dalam Lembar Kerja Siswa Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta sebagai muatan lokal untuk siswa kelas II SD di Jakarta, materi pembelajaran lain tampaknya juga kebablasan. Apakah bahan ajar siswa untuk kalangan siswa SD saat ini semakin jauh dari etika dan budi pekerti sehingga kekerasan dan daya tarik seks perlu masuk di dalamnya?
Saya jadi bertanya, apakah cerita semacam ini pantas untuk diberikan kepada siswa di kelas I SD, khususnya dilihat dari isinya?
-- Dhitta Puti Sarasvati
Materi lain yang kebablasan itu dituturkan oleh Dhitta Puti Sarasvati setelah ia sendiri menulis dalam blog miliknya. Direktur Riset dan Pengembangan Program Ikatan Guru Indonesia (Direktur Riset dan Pengembangan IGI) yang akrab disapa Puti ini menuturkan, keponakannya yang masih kelas I SD mendapatkan pekerjaan rumah (PR) untuk pelajaran Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta (muatan lokal di DKI Jakarta). Tugasnya adalah menyalin sebuah cerita mengenai "Si Angkri", yang diambil dari buku lembar kerja siswa (LKS) tersebut.
Puti pun seketika heran. Saat membaca ceritanya, tertulis kisah mengenai cara mengalahkan musuh menggunakan golok. Bahkan, keheranan itu semakin menjadi ketika di dalam cerita disebutkan pula cara menjebak musuh menggunakan jasa seorang perempuan cantik.
"Saya jadi bertanya, apakah cerita semacam ini pantas untuk diberikan kepada siswa di kelas I SD, khususnya dilihat dari isinya. Ceritanya juga sangat panjang. Apakah memang anak-anak kelas I SD sekarang perlu diberikan cerita yang sangat panjang seperti ini?" kata Puti.
Simak lampiran kisah "Si Angkri" di bawah ini:
Mengenal Cerita Si Angkri
Pada zaman dahulu terdapat sebuah pelabuhan di Batavia. Pelabuhan tersebut bernama pasar ikan. Daerah tersebut sangat ramai. Banyak kapal yang berlabuh di sana dari berbagai penjuru dunia.
Di pasar ikan, hiduplah seorang pemuda bernama Angkri. Angkri adalah pemimpin dari kelompok pemuda di daerah tersebut. Angkri adalah anak yang kaya dari peninggalan orang tuanya yang kaya. Di antara temannya, ada yang bernama Bay dan Midun. Mereka sering mengganggu penduduk dan memeras pedagang di sana.
Angkri selalu berpakaian hitam serta ikat kepala hitam dan di pinggang Angkri terselip golok. Kelompok Angkri ditakuti penduduk.
Angkri anak tunggal. Orang tua Angkri sangat kaya. Banyak harta warisan yang ditinggalkan sejak kedua orang tuanya meninggal. Suatu hari, Angkri melihat sawahnya yang luas menjelang panen. Karena takut nanti panennya dicuri, Angkri meminta tolong Bek Asan untuk menjadi pengawas dalam menjaga panen di sawahnya. Tetapi, Bek Asan menolak karena sudah banyak wilayah kekuasaannya.
Angkri tersinggung dengan penolakan Bek Asan, lalu Angkri bergegas meninggalkan Bek Asan menuju rumah Tabrani. Angkri kembali meminta Tabrani untuk menjadi bek. Tugasnya menjaga sawah dari pencuri dan rampok hasil panen.
Rupanya, Angkri masih menaruh dendam atas penolakan Bek Asan. Lalu, Angkri pergi ke rumah Bendot, temannya berjudi. Kali ini, Angkri berniat jahat. Dia ingin membunuh Bek Asan lewat perantara Bendot.
Bendot menyetujui permintaan Angkri, dengan persyaratan bayaran satu ekor kerbau. Angkri pun bersedia membayar. 
Bendot lebih licik. Sebagian uang bayarannya digunakan untuk membayar orang suruhan lagi, yaitu Anit dan Kusen, dan sebagian lagi untuk berjudi.
Anit dan Kusen setuju tawaran Bendot untuk membunuh Bek Asan. Keduanya segera pergi mencari Bek Asan.
Setibanya di rumah Bek Asan, Anit dan Kusen dicegat Mandor Tabah. Terjadi cek-cok mulut antara Anit dan Kusen dengan Mandor Tabah. Karena tidak ada yang mengalah, mereka bertiga berkelahi.
Anit dan Kusen berhasil dilumpuhkan Mandor Tabah dengan sabetan golok dan berhasil menangkap keduanya. Saat itu, Bek Asan keluar rumah. Didapatinya Anit dan Kusen yang terkulai berlumuran darah, lalu dibawa Bek Asan ke gurunya. Di sana mereka berdua disidang. Anit dan Kusen mengaku niatnya untuk membunuh Bek Asan atas suruhan Bendot.
Bek Asan memerintahkan anak buahnya untuk mencari Bendot dan membawanya. Tak lama kemudian, Bendot digelandang ke rumah Bek Asan. Di sana Bendot ditemukan dengan Anit dan Kusen.
Sambil minta maaf, Bendot mengaku bahwa keinginannya atas permintaan Angkri. Guru Bek Asan memerintahkan anak buahnya untuk mengelabui Angkri yang suka berjudi dan pemabuk. Angkri dipancing dengan perempuan cantik yang berpura-pura mencuci di sungai dekat sawah dan rumah Angkri.
Benar juga. Angkri melihat gadis itu tertarik, lalu mendekati dan merayunya. Si gadis mengajak Angkri main ke rumahnya. Angkri mengikuti ajakan gadis itu. Tanpa disadari, di tengah jalan, Angkri dicegat rombongannya Bek Asan dan Mandor Tabah. Angkri dipertemukan suruhannya, Anit, Kusen, dan Bendot.
Angkri terkejut melihat ketiga suruhannya kalah. Tanpa banyak tanya lagi, Bek Asan menyuruh Mandor Tabah menghadapi Angkri. Angkri meminta maaf, dan siap menerima hukuman apa saja yang akan diberikan padanya. Bek Asan membawa Angkri, Anit, Kusen, dan Bendot ke kantor polisi untuk meminta pengadilan atas perbuatan mereka berempat.
Cerita ini dikutip dari halaman 88-91 pada Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta. Buku ini diterbitkan oleh CV Alam Sakti Persada Global Jakarta Timur. Disebutkan bahwa cerita dalam buku ini sudah berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kurikulum Muatan Lokal DKI Jakarta Jilid 1 untuk Kelas I SD. 
 www.pulogadingcity.blogspot.com
SAINS
Gempa Besar Tsunami Kecil, Mengapa?
Museum Tsunami - Bangunan Museum Tsunami yang ada di Banda Aceh, Provinsi Aceh, nampak cukup megah jika dilihat dari luar. Kini Museum yang belum satu tahun beroperasi itu menjadi salah satu obyek wisata tsunami di Banda Aceh yang menarik minat pengunjung. 
JAKARTA — Gempa bumi kembali mengguncang wilayah Aceh, kemarin. Gempa pertama terjadi pada pukul 15.38 WIB, Rabu (11/4/2012), berkekuatan 8,5 skala Richter dengan pusat gempa 346 kilometer barat daya Simeulue. Gempa ini sedikitnya diikuti 16 gempa susulan. Selanjutnya, pada pukul 17.43 WIB, terjadi lagi gempa dengan kekuatan 8,8 skala Richter, berpusat di 483 kilometer dari Kota Simeulue. Gempa ini diikuti 11 gempa susulan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun mengeluarkan peringatan ancaman tsunami. Pada pukul 19.45 WIB, peringatan tsunami baru diakhiri. Nah, menilik gempa yang terjadi, sebenarnya kekuatannya tergolong besar. Dengan 8,5 skala Richter dan disusul 8,8 skala Richter, tsunami besar bisa saja terjadi. Namun, meski menimpa beberapa daerah, yaitu Meulaboh, Sabang dan Lahewa, ternyata tsunami yang terjadi adalah tsunami kecil.

Besarnya jauh lebih kecil dari tsunami pada tahun 2004. Mengapa? Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, alasan tsunami hanya berskala kecil terkait lokasi pusat gempa dan gerakan sesar. "Pusat gempa terjadi di luar zona subduksi," ungkap Sutopo dalam konferensi pers, Rabu (11/4/2012).

Zona subduksi adalah zona tempat bertemunya dua lempeng. Diketahui, gempa pertama dan sejumlah gempa susulan yang terjadi berpusat di sebelah barat zona subduksi, menjauh dari daratan Pulau Sumatera. Gempa kali ini berbeda dengan gempa Aceh pada 2004. Apabila pusat gempa berada di luar zona subduksi, potensi tsunami tetap ada, tetapi lebih kecil. "Gempa juga terjadi akibat sesar geser, bukan naik atau turun," ujar Sutopo menambahkan.

Ada tiga gerakan sesar, yakni vertikal, horizontal, dan miring (oblique). Gerak sesar vertikal lebih berpotensi mengakibatkan tsunami. Pada gempa kali ini, gerak sesar yang terjadi adalah miring, didominasi gerak sesar datar. Dengan demikian, tsunami bisa terjadi, tetapi sangat kecil.

Berdasarkan pemantauan BMKG, tsunami yang terjadi hanya setinggi 80 sentimeter di Meulaboh pukul 17.04 WIB dan 6 cm di Sabang pada pukul 17.00 WIB. Sementara itu, pantauan Bakosurtanal juga tak jauh berbeda. Di Meulaboh, tinggi tsunami hanya 1,02 meter sementara di Lahewa (Nias Utara) hanya 1 meter.
  www.pulogadingcity.blogspot.com
 TRAVEL
Waruga, Pemakaman Kuno Warga Minahasa
Waruga di Desa Sawangan, Manado, Sulawesi Utara.
HEADLINE NEWS - Selepas Bintauna, kami masuki medan tanjakan panjang berkelok-kelok mendaki bukit sekitar sepuluh kilometer menjelang Maelang. Sekurangnya ada lima tanjakan yang membuat truk pada ngeden. Tanjakan itu berakhir di Kayu Kambing, puncak bukit yang pemandangannya didominasi  bukit teletubies (padang sabana) dan Laut Sulawesi.
Kalau melihat ukuran batu yang besar dan berat, orang-orang dulu badannya berukuran besar sekali.
-- Anton Jatunga
Setelah itu jalan lurus dengan tanjakan dan turunan panjang (big loop) menghiasi perjalanan menuju Amurang. Dari kota pelabuhan alam itu, kami berbelok ke arah Tomohon.
Untuk mencapai kota Manado, sebenarnya kami bisa langsung menyusuri jalan Trans Sulawesi lintas utara berjarak sekitar 58 kilometer. Jalan itu melintasi tanjakan terjal Bukit Senduk.
Kami memilih melewati Tomohon yang memutar lebih jauh, namun pemandangannya lebih indah. Sama-sama harus menghadapi tanjakan berat, rasanya amat sayang untuk melewatkan pemandangan Danau Tondano dan pegunungan di sekitarnya.
Di Tomohon, kami bergerak mendaki Gunung Mahawu saat matahari mulai terbenam. Puncak gunung setinggi 1.324 meter itu kami capai dari Desa Rurukan. Desa dimana Wallace pernah tinggal untuk waktu yang cukup lama dalam perjalanannya ke Manado.
Pendakian ke puncak Mahawu hanya sekitar 15 menit dari tempat kami memarkir sepeda di hutan. Di bibir kawah, kami bentangkan flysheet dan melewatkan malam dibawahnya. Di kejauhan gunung-gunung yang mengelilingi Manado menyembul di balik awan, seperti Gunung Klabat, Manado Tua, dan Soputan di kejauhan. Di sebelah barat, berdiri Gunung Lokon yang kawahnya tertutup awan.
Langit malam jernih memeluk bintang. Angin dingin terus bertiup menerpa kami yang hangat dengan secangkir kopi. Malam itu kota Manado terlihat gemerlap jauh dibawah sana. Saya bertanya, masihkah kota itu seindah saat Wallace berkunjung kesana dan terpesona akan keindahannya.
Pada 10 Juni 1859 Wallace kembali ke Sulawesi dan mendarat di Manado dalam perjalanannya menuju Banda, Ambon, dan Ternate. Ia menulis, Manado merupakan kota tercantik di bagian timur Nusantara. Kota ini bagaikan taman luas yang di dalamnya berjejer vila-vila dengan sebuah jalur lebar yang memisahkan.
Penduduknya punya karakter khusus. Mereka tenang, lembut, dan dengan cepat mengadopsi peradaban yang maju. Mereka punya bakat besar di bidang pertukangan dan berpotensi intelektual besar.
Wallace yang tinggal di Rurukan, dekat Danau Tondano suatu pagi berjalan-jalan ke pinggiran danau, ke lokasi air terjun yang terkenal di bibir danau. Ada dua air terjun, Yang paling bawah lebih deras.
Di tempat itu, empat tahun sebelumnya ada seorang mantan Gubernur Maluku yang tewas bunuh diri dengan melompat ke arus. Warga mengatakan, aksi itu dilakukan karena ia dijangkiti penyakit kronis yang membuatnya tak ingin hidup. Mayatnya ditemukan keesokan harinya di sungai di bawah air terjun.
Cerita Wallace itu tak mengurangi kekaguman kami akan Danau Tondano yang permai. Hamparan danau dikelilingi pegunungan, padang alang-alang menghijau, dan persawahan dengan udara sejuk.
Di pinggiran danau kami santap masakan ikan nila bakar rica-rica, sambal ikan roa, dan sop ikan mujaer kuah asam. Setelah itu kami meluncur mengelilingi danau dan langsung tancap ke arah kota.
Sekitar 30 kilometer sebelum sampai di kota, kami sempatkan singgah di Desa Sawangan. Desa di pinggiran Sungai Tondano yang airnya jernih itu menyimpan pemakaman kuno warga Minahasa yang disebut Waruga.
Anton Jatunga, juru kunci makam mengatakan, Waruga  berasal dari bahasa Tonsea yaitu wale, yang artinya rumah dan maruga, artinya raga yang akan mati. Waruga adalah tradisi memakamkan sanak keluarga di dalam batu persegi panjang yang ditegakkan di halaman rumah.
“Batunya disebut batu dimato yang dipahat dan digotong utuh ke halaman rumah. Kalau melihat ukuran batu yang besar dan berat, orang-orang dulu badannya berukuran besar sekali, seperti juga terlihat dari gelang yang dikenakan,” tutur Anton.
Kami lanjutkan perjalanan menyusuri jalanan aspal mulus yang terus menurun. Saat memasuki kota Manado, Selasa (21/3/2012), matahari sudah mulai condong di sebelah barat. Sinarnya menghangati punggung yang basah oleh keringat ketika kami tiba di Bundaran Zero atau titik kilometer 0 dekat Pantai Bulevar.
Kesan pertama saya, Manado tak ubahnya kota besar yang tengah bersolek untuk disebut modern. Gambaran Wallace tentang keindahannya tinggal sedikit saja tersisa. Manado tak lagi sama.
Bangunan baru tumbuh memadat disela rumah-rumah lama di pinggiran kota. Di pusat kota, bangunan muncul semrawut, lalu lintas macet. Keindahan kawasan pantai bulevar  hanya ada di angan-angan. Proyek reklamasi dan pembangunan gedung yang penataannya campur aduk membuat kawasan pantai terkesan kumuh.
Di kafe pinggiran pantai, kami  rayakan akhir perjalanan dengan semangkuk besar kelapa muda dan bir dingin. Panorama mentari yang terbenam terhalang sebuah reklame besar yang dipasang tanpa estetika sama sekali.
Tanpa terasa sudah 1.255 kilometer kami berjalan. Waktu dua minggu menyusuri Sulawesi terasa amat kurang. Sekalipun begitu, saya merasa lega perjalanan impian ini  terwujud dengan penuh warna. Ini menjadi langkah awal untuk menemukan kembali Indonesia yang begitu indah dari atas sepeda.  www.pulogadingcity.blogspot.com
OASE
Seumanoe Pucok, Prosesi Adat yang Nyaris Punah
ilustrasi
BANDA ACEH - Semanoe Pucok (siraman atau mandi kembang) untuk calon pasangan calon pengantin wanita dan laki-laki di provinsi Aceh nyaris punah akibat minimnya pengetahuan warga tentang adat dan budaya perkawinan itu.
"Banyak masyarakat kita yang tidak melaksanakan lagi adat seumano pucok sehingga adat dan budaya ini hampir punah, ini akibat kurangnya pengetahuan tentang adat dan budaya seumano pucok," kata tokoh adat Aceh Jauhari (49) di Banda Aceh, Rabu.
Seumanoe pucok merupakan salah satu prosesi adat perkawinan di kabupaten Aceh Besar yang harus dilaksanakan calon pasangan pengatin sebelum akad nikah.
"Saat ini tidak banyak keluarga yang melaksanakan prosesi adat siraman yang biasanya dilaksanakan satu hari sebelum akad nikah padahal ini merupayah adat istiadat warisan leluhur," katanya.
Menurutnya, seumanoe pucok selain bertanda akan melepas masa lajang, siraman yang dilakukan pemuka adat, kedua orang tua atau wali dan family dekat juga bertujuan untuk membersihkan diri.
Jauhari mengatakan air yang digunakan untuk siraman itu juga dicampur dengan berbagai jenis dedaunan dan bunga seperti daun manek mano, jeruk purut dan beberapa jenis ilalang.
Dedaunan dan kembang itu dicampur dalam sebuah ember dan secara bergantian para tokoh adat, orang tua serta sanak famili menyirami calon pengantin wanita.
Setelah acara siraman kemudian dilanjutkan dengan tepung tawar (peusijuek) yang dilakukan juga oleh tokoh adat, kedua orang tua serta sanak family dari calon pengantin wanita tersebut.
Terakhir calon pengantin didampingi tokoh adat dan orang tua berziarah ke kuburun leluhur untuk memohon restu atas perkawinan yang akan dilaksanakan.
Selain Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu daerah yang memiliki adat seumano pucok di provinsi paling ujung barat pulau Sumatera.
 www.pulogadingcity.blogspot.com
OTOMOTIF
Jazz Fit Club Pertemukan ‘Densus 88′ vs. ‘Teroris’
jazzfitclub 7 460x306 Jazz Fit Club Pertemukan Densus 88 vs. Teroris
JAKARTA (DP) – Jazz Fit Club Indonesia (JFCI) sukses menyelenggarakan Family Gathering di Ecopark di Ancol, Jakarta Utara, pada 7 April 2012. Pertemuan keluarga ini diikuti 60 Honda Jazz/Fit yang menjadi anggota JFCI.

Sebelum ke Ecopark, para JFCers berkumpul di STC Senayan. Setelah semua anggota lengkap, konvoi dimulai menuju Ecopark.
Family Gathering diisi dengan fun games seperti paintball, ganti roda mobil; flying fox; coaching clinic oleh Aswin Bahar dari Aswin Safety Driver Course (ASDC). Sedangkan untuk anak-anak, panitia mengadakan lomba mewarnai dan menggambar.

Yang paling seru adalah paintball karena melibatkan pertempuran sengit antara grup ‘Teroris’ versus ‘Polisi Densus 88’. Di babak pertama tim ‘Densus 88’ terjengkang disikat para teroris. Namun, di babak kedua, ‘Densus 88’ membuat para teroris kocar-kacir.
Keberhasilan acara Family Gathering tidak terlepas dari sejumlan sponsor; Iceberg, Broquet, Venom. Ditunggu kumpul-kumpul berikutnya….
 www.pulogadingcity.blogspot.com