TRAVEL
Bentor, Primadona Angkutan Trans Sulawesi
Bentor di Kota Gorontalo.
HEADLINE NEWS - Setiap daerah punya angkutan umum
lingkungan yang menjadi andalan masyarakat untuk mendukung aktivitas
sehari-hari. Di sepanjang jalur Trans Sulawesi, kami sepakat, bentor
telah menjadi primadona angkutan umum masyarakat. Mulai dari pusat kota
hingga ke kawasan pinggiran dan pelosok, bentor ada.
Karena asal mulanya dibuat untuk menggantikan bendi
maka sebutannya jadi bentor, singkatan dari bendi bermotor.
-- Budi Satria
Bentor merupakan singkatan dari 'bendi bermotor'.
Mengapa bendi dan bukan becak bermotor seperti di Medan, Sumatera
Utara? Bisa jadi hal itu berkaitan dengan kemunculan bentor pertama kali
di kota Gorontalo. Di kota itu sampai dengan tahun 2000, yang menjadi
angkutan umum lingkungan adalah bendi atau kereta kuda.
Seiring
perkembangan jaman dan banyaknya kotoran kuda yang mengotori lingkungan,
orang lalu mencoba-coba membangun kereta penumpang yang digabungkan
dengan sepeda motor. Bentuk keretanya beroda dua mirip becak. Kereta itu
kemudian digabungkan dengan sepeda motor dan menjadi alat angkut beroda
tiga yang populer di masyarakat.
"Karena asal mulanya dibuat
untuk menggantikan bendi maka sebutannya jadi bentor, singkatan dari
bendi bermotor," tutur Budi Satria yang sudah enam tahun tinggal di
Gorontalo.
Sekalipun tidak diizinkan secara resmi oleh yang
berwajib, bentor berkembang pesat di Gorontalo. Pengemudinya cukup
mengantongi SIM C seperti sepeda motor pada umumnya. Seiring dengan
sambutan masyarakat, di Gorontalo bermunculan bengkel karoseri yang
mengerjakan pembuatan bentor.
Biaya yang dikeluarkan untuk
membangun bentor sekitar Rp 2,5 juta sampai Rp 5 juta untuk kereta
penumpang. Pemesan tinggal membeli sepeda motor yang diinginkan, dalam
kondisi baru atau bekas dan bengkel akan merakitnya dengan kereta
penumpang. Tinggal melepas ban dan garpu depan, lalu manyambungkan
pegangan kereta ke chasis sepeda motor, jadilah bentor.
Karena
digabungkan dengan sepeda motor tanpa melepas jok, muatan penumpang
bentor jadi lebih banyak daripada bendi atau becak biasa. Selain dua
penumpang dewasa di kereta, ada tambahan penumpang yang bisa membonceng
di jok sopir. Bahkan di beberapa tempat kami jumpai bentor yang
ditumpangi sampai tujuh orang, terutama untuk mengangkut anak sekolah.
Uniknya,
ongkos naik bentor yang berdasarkan kesepakatan dengan penumpang,
dihitung per kepala. Jadi kalau kesepakatannya Rp 5.000 dan yang naik
dua orang, maka ongkosnya jadi Rp 10.000.
Fredy Regar, warga
Inobonto mengatakan, pabrik perakitan bentor juga berkembang di
Kotamobagu dan Inobonto, di Provinsi Gorontalo bagian utara. Bentor
hasil rakitan pabrik di dua kota itu terkenal memiliki interior dan
eksterior yang berkualitas. Jok dilapisi kulit sintetis yang berkualitas
dan dinding kereta ditutup fiberglass sehingga nyaman dan dilengkapi
sound system. Tak heran bila harga bentor mewah buatan mereka bisa
mencapai harga Rp 20 juta-Rp 25 juta.
Soal bentor
full music
ini menarik juga untuk disimak. Banyak pemilik bentor yang melengkapi
kendaraannya dengan perangkat sound system lengkap yang ditopang aki
tambahan. Musik pun disetel keras-keras hingga orang di jalanan bisa
ikut mendengarkan. Alhasil, sering kami temui bentor yang seperti
speaker besar berjalan. Lagu-lagu dari tahun 1960-an hingga masa kini
dari berbagai aliran musik berkumandang di jalanan. Konon, ada kontes
musik tersendiri khusus untuk bentor.
"Di Gorontalo ada satu
bentor yang kualitas sound system-nya sangat hebat. Saking hebatnya,
kalau dia lewat toko-toko kaset atau bentor lain yang lagi memutar
musik, mengecilkan volume suaranya karena segan," tutur Budi.
Perkembangan
bentor juga meluas sampai ke provinsi lain di Sulawesi, sebagaimana
yang kami temui di kota-kota yang kami telusuri mulai dari Makassar
hingga Manado. Hampir setiap kota memiliki bentor sebagai angkutan umum
lingkungan, kecuali beberapa daerah yang melarang karena bersinggungan
dengan moda angkutan umum yang lain, misalnya di Minahasa Selatan,
Minahasa Utara, dan Manado.
Budi menilai, kepemilikan bentor telah
ikut menentukan status sosial seseorang. Semakin banyak ia memiliki
bentor, semakin terpandanglah ia di lingkungan sosialnya karena ia
dianggap sebagai pengusaha yang berhasil. Begitulah kisah bentor, si
angkutan umum primadona di jalur Trans Sulawesi.
www.pulogadingcity.blogspot.com