SAINS
Empat Rekomendasi Peneliti Pascagempa Aceh
Rentetan gempa tektonik di Aceh yang direkam US Geological Survey, Rabu (11/4/2012).
BANDA ACEH - Para peneliti di Banda Aceh
mengeluarkan empat poin rekomendasi kepada pemerintah pascagempa Aceh
untuk mengantisipasi bahaya gempa dan tsunami ke depan menyusul
perkembangan yang terjadi.
"Kami telah mengeluarkan empat butir
rekomendasi pascagempa 11 April 2012. Kami berharap Pemerintah Pusat dan
Aceh memperhatikan rekomendasi tersebut dengan melakukan survei
mendalam," kata Dr Eng Syamsidik di Banda Aceh, Jumat (13/4/2012).
Rekomendasi
itu disusun oleh konsorsium peneliti tsunami TDMRC Unsyiah, Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementrian Kelautan dan
Perikanan serta PT ASR.
Kepala Divisi Riset pada Tsunami and
Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Unsyiah itu menyatakan,
banyak hal yang belum diketahui dampak dari gempa berkekuatan 8,5 pada
Scala Richter, 11 April 2012 sebagai alasan ditekannya rekomendasi ini.
Rekomendasi
pertama menyarankan Pemerintah Pusat dan Aceh melakukan penelitian
mendalam terhadap dampak gempa dan tsunami terutama terhadap
pulau-pulau kecil di sebelah barat Pulau Sumatera.
"Validasi
melalui pengukuran dampak terhadap pulau-pulau tersebut penting
dilakukan untuk memastikan bagaimana mekanisme penjalaran gelombang
tersebut. Itu merupakan bagian dari rekomendasi kami," katanya.
Dalam rekomendasi kedua, para peneliti juga mengharapkan perlu adanya penelitian mendalam untuk memastikan mekanisme yang telah terjadi dan potensi kejadian di masa yang akan datang.
Gempa tanggal 11 April 2012 tersebut tidak menyebabkan tsunami besar sebagaimana gempa 26 Desember 2004 karena mekanisme fokal dari sumber gempa tidak sama.
"Kejadian gempa besar di luar zona subduksi seperti itu merupakan kejadian yang langka. Kejadian gempa itu berpotensi menambah energi pada lempeng yang berdekatan termasuk di dalamnya menambah potensi kejadian gempa-tsunami di sepanjang subduksi Indo-Australia dari Aceh hingga Selatan Pulau Jawa," jelas Syamsidik.
Sementara rekomendasi ketiga, yakni selaras dengan yang kedua maka perlu penguatan laboratorium tsunami di Aceh sebagai lokasi riset tsunami dunia yang menyimpan berbagai peristiwa unik dan penting untuk pembelajaran bagi Indonesia dan dunia.
Terakhir, peneliti merekomendasikan perlunya peningkatan kewaspadaan masyarakat Aceh terhadap potensi tsunami di sekitar pantai barat dan selatan Aceh. Kewaspadaan tersebut perlu juga diikuti dengan perbaikan infrastruktur evakuasi tsunami terutama jalan-jalan evakuasi, sistem peringatan dini (sirine), dan bangunan-bangunan evakuasi yang memadai.
"Pascagempa utama yang disertai tsunami 26 Desember 2004, wilayah Aceh khususnya ternyata masih dibayang-bayangi oleh gempa dahsyat seperti 11 April 2012. Karenanya kami berharap perhatian pemerintah untuk antisipasi dimasa mendatang," tutur Syamsidik.
Para peneliti yang terkumpul dari konsorsium itu masing-masing Dr Gegar Prasetya, Dr Widjokongko, Dr Semeidi Husrin, Dr Eldina Fatimah, Dr Eng Syamsidik, Bustamam MWRM, Yudha Nurdin MT, Ibrahim MT, Teuku Mahlil ST, Fauziah ST, Asrizal ST, Teuku M Rasyif, dan Ibnu Rusydy MSc. www.pulogadingcity.blogspot.com
Dalam rekomendasi kedua, para peneliti juga mengharapkan perlu adanya penelitian mendalam untuk memastikan mekanisme yang telah terjadi dan potensi kejadian di masa yang akan datang.
Gempa tanggal 11 April 2012 tersebut tidak menyebabkan tsunami besar sebagaimana gempa 26 Desember 2004 karena mekanisme fokal dari sumber gempa tidak sama.
"Kejadian gempa besar di luar zona subduksi seperti itu merupakan kejadian yang langka. Kejadian gempa itu berpotensi menambah energi pada lempeng yang berdekatan termasuk di dalamnya menambah potensi kejadian gempa-tsunami di sepanjang subduksi Indo-Australia dari Aceh hingga Selatan Pulau Jawa," jelas Syamsidik.
Sementara rekomendasi ketiga, yakni selaras dengan yang kedua maka perlu penguatan laboratorium tsunami di Aceh sebagai lokasi riset tsunami dunia yang menyimpan berbagai peristiwa unik dan penting untuk pembelajaran bagi Indonesia dan dunia.
Terakhir, peneliti merekomendasikan perlunya peningkatan kewaspadaan masyarakat Aceh terhadap potensi tsunami di sekitar pantai barat dan selatan Aceh. Kewaspadaan tersebut perlu juga diikuti dengan perbaikan infrastruktur evakuasi tsunami terutama jalan-jalan evakuasi, sistem peringatan dini (sirine), dan bangunan-bangunan evakuasi yang memadai.
"Pascagempa utama yang disertai tsunami 26 Desember 2004, wilayah Aceh khususnya ternyata masih dibayang-bayangi oleh gempa dahsyat seperti 11 April 2012. Karenanya kami berharap perhatian pemerintah untuk antisipasi dimasa mendatang," tutur Syamsidik.
Para peneliti yang terkumpul dari konsorsium itu masing-masing Dr Gegar Prasetya, Dr Widjokongko, Dr Semeidi Husrin, Dr Eldina Fatimah, Dr Eng Syamsidik, Bustamam MWRM, Yudha Nurdin MT, Ibrahim MT, Teuku Mahlil ST, Fauziah ST, Asrizal ST, Teuku M Rasyif, dan Ibnu Rusydy MSc. www.pulogadingcity.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar