OTOMOTIF
“Jangan-jangan pas jalan, habis listrik atau baterainya. Sehingga harus dipersiapkan pula infrastrukturnya. Itu yang juga harus diperhatikan. Kadang-kadang kita asal buat tetapi belum diperhatikan bagaimana infrastrukturnya,” ungkap Menristek Prof Gusti Muhammad Hatta seusai membuka acara Pelatihan Wirausaha Industri Inovatif ke III, di Solo, Jawa Tengah, Jumat (13/4/2012).
Lebih lanjut, Menristek mengungkapkan bahwa Pemerintah menyediakan dana sebesar Rp100 miliar kepada sejumlah perguruan tinggi agar, paling lambat bulan Juni 2012 mendatang, bisa memaparkan gambaran tentang mobil listrik.
“Tujuan Pemerintah adalah pada tahun 2014, Indonesia sudah bisa memproduksi mobil listrik yang selanjutnya bisa dikembangkan dengan produksi secara massal,” ungkapnya.
Terkait dengan mobil produksi dalam negeri, Menristek mengungkapkan berbagai permasalahan. Salah satunya adalah mesin-mesin yang ada masih milik orang luar. “Karena itu, yang penting bagaimana kita berkomunikasi dengan produsen mesin itu, dan kita jamin bahwa kita akan memproduksi banyak,” jelasnya.
Prof Gusti Muhammad Hatta mengatakan bahwa pada dasarnya prototipe mobil dalam negeri sebetulnya sudah jadi. Soal membuat sebetulnya kita sudah bisa. Ia mencontohkan bus yang dimiliki Kementerian Ristek. Tujuannya adalah pemfokusan pada BBM.
Menurut Menristek, saat ini ada empat perguruan tinggi negeri yang terlibat pada proyek mobil listrik. Keempat perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Gajah Mada, ITB, ITS dan UI.
www.pulogadingcity.blogspot.com
Menristek Minta Pengembangan Infrastruktur Mobil Listrik
Mobil listrik UNS
SOLO – Pengembangan
proyek mobil listrik tidaklah semudah mobil dengan bahan bakar
konvensional. Banyak infrastruktur pendukung yang harus dibangun sejalan
dengan perencanaan mobil listrik.
Menteri Riset dan Teknologi Prof Dr Ir Gusti Muhammad Hatta, MS menegaskan, bahwa produsen atau universitas di Indonesia jangan sekadar membuat mobil listrik tanpa memikirkan infrastrukturnya. Misalnya, mengenai pengisian ulang baterai dan sebagainya.
Menteri Riset dan Teknologi Prof Dr Ir Gusti Muhammad Hatta, MS menegaskan, bahwa produsen atau universitas di Indonesia jangan sekadar membuat mobil listrik tanpa memikirkan infrastrukturnya. Misalnya, mengenai pengisian ulang baterai dan sebagainya.
“Jangan-jangan pas jalan, habis listrik atau baterainya. Sehingga harus dipersiapkan pula infrastrukturnya. Itu yang juga harus diperhatikan. Kadang-kadang kita asal buat tetapi belum diperhatikan bagaimana infrastrukturnya,” ungkap Menristek Prof Gusti Muhammad Hatta seusai membuka acara Pelatihan Wirausaha Industri Inovatif ke III, di Solo, Jawa Tengah, Jumat (13/4/2012).
Lebih lanjut, Menristek mengungkapkan bahwa Pemerintah menyediakan dana sebesar Rp100 miliar kepada sejumlah perguruan tinggi agar, paling lambat bulan Juni 2012 mendatang, bisa memaparkan gambaran tentang mobil listrik.
“Tujuan Pemerintah adalah pada tahun 2014, Indonesia sudah bisa memproduksi mobil listrik yang selanjutnya bisa dikembangkan dengan produksi secara massal,” ungkapnya.
Terkait dengan mobil produksi dalam negeri, Menristek mengungkapkan berbagai permasalahan. Salah satunya adalah mesin-mesin yang ada masih milik orang luar. “Karena itu, yang penting bagaimana kita berkomunikasi dengan produsen mesin itu, dan kita jamin bahwa kita akan memproduksi banyak,” jelasnya.
Prof Gusti Muhammad Hatta mengatakan bahwa pada dasarnya prototipe mobil dalam negeri sebetulnya sudah jadi. Soal membuat sebetulnya kita sudah bisa. Ia mencontohkan bus yang dimiliki Kementerian Ristek. Tujuannya adalah pemfokusan pada BBM.
Menurut Menristek, saat ini ada empat perguruan tinggi negeri yang terlibat pada proyek mobil listrik. Keempat perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Gajah Mada, ITB, ITS dan UI.
www.pulogadingcity.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar