OASE
Gayatri Rajapatni, Tokoh di Balik Kemasyhuran Gajah Mada
IMAGES
Ilustrasi
MALANG — Sejarawan
Universitas British Columbia, Kanada, Earl Drake, yang pernah menjabat
Duta Besar Kanada di Indonesia menggugah pemerhati sejarah nasional
dengan menyodorkan kembali sejumlah tanda tanya yang luput dipahami
orang.
Ia mempertanyakan, bagaimana Gajah Mada yang jelas rakyat
kasta jelata bisa membuat keputusan-keputusan penting pada zamannya di
Kerajaan Majapahit, seperti Perang Bubat yang menyakitkan masyarakat
Sunda hingga kini, sampai ekspedisi internasional mencapai Afrika
Selatan. Padahal, Gajah Mada sebagai patih harus tunduk tanpa syarat
berada di tengah-tengah zaman di mana raja dipahami sebagai dewa
absolut.
Earl Drake menyodorkan gagasan, kemunculan dan peran
Gajah Mada dan perjalanan sejarah masa itu tak lain karena tindakan
pengatur peran sebenarnya, yakni Gayatri Rajapatni. Sosok perempuan yang
diyakini sebagai wajah di balik patung Prajna Paramita yang agung,
misterius, dan sendu dari era ini.
Tentang Gayatri ini, Earl Drake
melakukan riset pribadi di antara tugas-tugas diplomatiknya di Asia
termasuk Indonesia, membangun mosaik yang lebih utuh perihal fase
sejarah yang menarik ini.
Earl Drake menyusunnya dalam buku Gayatri Rajapatni, Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit terbitan Penerbit Ombak (Yogyakarta, 2012).
Gayatri,
menurut Drake, ditemukan dan dibuktikan dalam argumen-argumen bukunya,
merupakan tokoh perempuan yang jenius pada zamannya: seorang ratu rendah
hati namun berwawasan tinggi, yang kemudian menyusun strategi untuk
Majapahit hingga mencapai kejayaannya di era Hayam Wuruk. Pengaruhnya,
termasuk dalam membimbing Gajah Mada. Visi Gajah Mada tak lain adalah
pengaruh politik Gayatri.
Earl Drake membuktikan kebesaran Gayatri
bisa ditunjukkan oleh jumlah kualitas bukti sejarah, termasuk puisi
Prapanca yang nama aslinya Rangkawi Padelegan, padri tersohor tahun
1358, yang khusus memuja dan memberi penghormatan kepada Gayatri, ibu
suri kerajaan.
Gayatri sang pemberi ilham, tak lain adalah mentor Gajah Mada, dan patut dipahami sebagai think tank di balik kebesaran Majapahit.
Earl
Drake, yang pernah menjabat Direktur Eksekutif Bank Dunia dan pensiun
sejak 1992, dijadwalkan akan hadir sendiri membahas bukunya dan
keterpesonaannya terhadap sang Prajna Paramita yang sensual di Kampus
Universitas Negeri Malang, Senin (2/4/2012) besok.
Bersamanya akan tampil sebagai pembahas arkeolog Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang, Deny Yudo Wahyudi.www.pulogadingcity.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar