NASIONAL
Kesejahteraan Minim, Hakim Dikendalikan KekuasaanILUSTRASI |
JAKARTA - Para hakim di daerah banyak
yang dilecehkan oleh kekuasaan. Mereka disuap dan putusan mereka
diintervensi oleh pejabat setempat. Martabat profesi hakim
dipertaruhkan.
"Kami dikendalikan oleh kekuasaan. Pernah teman
bercerita ada bupati di daerah melapor ke atasan karena hakimnya tidak
ikuti yang dimau dalam perkara," ujar salah satu hakim dari Pengadilan
Negeri Bengkulu, Binsar Goeltom, dalam pertemuan 28 Hakim dengan
Menteri Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar, di
Jakarta, Selasa (10/4/2012).
Menurut Binsar, segala keterbatasan
yang dimiliki hakim di daerah menjadi salah satu faktor lemahnya posisi
hakim saat berhadapan dengan aneka intervensi atas lembaga peradilan.
Oleh karena itulah, ia menyampaikan, seyogianya pemerintah bersikap
tegas terhadap kedudukan hakim yang kerap mendapat pelecehan dari pihak
luar.
Salah satu faktor yang menguatkan posisi hakim adalah soal
kesejahteraan. Kenaikan gaji dan tunjangan hakim, kata dia, penting agar
hakim tidak lagi terlibat kasus suap. Sejumlah hakim ada yang terlibat
tindak pidana suap dengan alasan kebutuhan hidup yang mendesak,
sementara kesejahteraan tidak terpenuhi.
Untuk menghindari suap,
lanjutnya, di tengah kesibukan menyelesaikan perkara, para hakim
terpaksa juga harus bekerja sampingan, diantaranya ada yang menjadi
dosen maupun berternak.
"Kerja sampingan, itu untuk penuhi
kebutuhan. Daripada dia main perkara. Percayalah, kami akan menutup
pintu rapat tidak akan ada yang bisa mencoba mempengaruhi, kami. Kami
siap laporkan kalau ada yang menyuap. Banyak hakim terindikasi penerima
suap, kita tidak tahu apa penyebabnya. Mungkin salah satunya karena
kesejahteraan itu," pungkas Binsar. www.pulogadingcity.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar