EDUKASI
Beasiswa untuk Keluarga Guru Pengabdi yang Hilang
ILUSTRASI
JAKARTA — Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan menyiapkan beasiswa untuk keluarga peserta Sarjana Mendidik
di Daerah Terluar, Terdepan, dan Tertinggal atau SM3T yang hilang
ditelan ombak, Rabu (4/4/2012). Beasiswa itu disiapkan sebagai bentuk
keprihatinan pemerintah atas musibah tersebut.
Demikian
disampaikan Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) Supriadi, Selasa (10/4/2012), di Gedung
Kemdikbud, Jakarta. Alasannya, kata Supriadi, secara tidak langsung
Kemdikbud merasa perlu bertanggung jawab terhadap kelangsungan
pendidikan di keluarga korban. Hal itu mengingat, selain terlibat dalam
program yang digagas oleh Kemdikbud, para korban juga merupakan tumpuan
harapan dari keluarga masing-masing.
"Ini bentuk keprihatinan
kami. Selain terus berkoordinasi dengan tim pencari, kami juga tengah
menyiapkan beasiswa," kata Supriadi.
Akan tetapi, kata dia, sampai
saat ini belum dapat ditentukan jenis beasiswa yang akan diberikan.
Mengingat, lanjut dia, semua pihak masih terus mencari dan berharap
mendapatkan kepastian positif dari usaha tersebut.
Selain
beasiswa, Kemdikbud juga tengah mengurus proses klaim asuransi.
Setidaknya, itu bisa dilakukan setelah kondisi korban dapat dipastikan.
"Kami
masih memikirkan jenis beasiswanya. Akan tetapi, yang pasti beasiswa
ini akan diberikan kepada keluarga korban (kakak atau adiknya). Karena
kami mendengar, mereka juga membutuhkan biaya pendidikan," ujarnya.
Seperti
diberitakan, dua peserta SM3T, yakni Rizki Susdiasto dan Heru,
masing-masing merupakan guru dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan
Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, yang hilang ditelan
ombak saat berekreasi mengisi liburan Paskah, di Pantai Tanjung Mas,
Amfoang Barat Daya, Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Selain Rizki
Susdiasto dan Heru, seorang korban lain juga dinyatakan hilang, yaitu
Mundhus. Namun, Senin (9/4/2012), Mundhus ditemukan oleh seorang nelayan
pada jarak 50 kilometer dari lokasi kejadian. Saat ditemukan, kondisi
Mundhus dalam keadaan tak bernyawa.
www.pulogadingcity.blogspot.com
www.pulogadingcity.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar