TRAVEL
Turis Jepang Turun 50 Persen
Wisatawan asing mengikuti kursus selancar di Pantai Kuta, Bali, Minggu
(15/5/2011). Kursus dengan tarif berkisar Rp 320.000 per orang selama
2,5 jam tersebut melengkapi keberagaman paket wisata yang menjadi daya
tarik Pulau Bali.
DENPASAR - Jumlah turis Jepang yang
biasanya mendominasi kunjungan turis asing di Bali terus menyusut sejak
tahun 2008 hingga saat ini. Padahal, pelaku pariwisata di Bali menilai
kunjungan turis Jepang lebih menguntungkan daripada turis dari negara
lain.
”Ada banyak penyebab, seperti krisis global dan dampak
bencana gempa dan tsunami tahun lalu di Jepang,” kata Kepala Dinas
Pariwisata Provinsi Bali, Ida Bagus Kade Subhiksu, Rabu (4/4/2012), di
Denpasar. Turis Jepang lebih memilih berlibur ke negara lain yang lebih
dekat dan murah, seperti China atau Thailand.
Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, jumlah turis Jepang pada tahun 2008
sebanyak 359.824 orang, lalu hanya 333.905 orang (2009), 245.212 orang
(2010), dan 182.385 orang (2011). Dengan demikian, sejak tahun 2008
hingga saat ini, terjadi penurunan jumlah turis Jepang di Bali sekitar
50 persen.
Padahal, sebelum tahun 2008, Jepang selalu berada di
urutan pertama jumlah turis asing terbanyak di Bali. Sejak jumlah turis
Jepang berkurang, Bali didominasi turis asal Australia dan China. Selama
Januari-Februari 2012, jumlah turis Australia di Bali 119.054 orang dan
turis China 82.705 orang, sedangkan turis Jepang hanya 28.659 orang.
Dwi
Nurdayati, pemilik agen perjalanan wisata PT Bali Indah Cahaya Tour and
Travel, sangat menyayangkan hal ini karena melayani turis Jepang lebih
menguntungkan dari segi bisnis. Pertama, turis Jepang sangat disiplin
dan bertanggung jawab dalam pembayaran paket wisata. Kedua, turis Jepang
gemar membelanjakan banyak uang saat berlibur sehingga perajin atau
penjual jasa wisata lainnya ikut diuntungkan.
Untuk mempertahankan
kepercayaan dari turis Jepang, kata Dwi, kuncinya adalah pelaku
pariwisata harus mengutamakan pelayanan yang profesional. ”Turis Jepang
terkenal sensitif. Jika mendapat pelayanan tak memuaskan, mereka
biasanya meminta uangnya kembali,” katanya.
Pemerintah Provinsi
Bali, kata Subhiksu, berupaya meningkatkan jumlah kunjungan turis
Jepang, dengan ikut promosi melalui pameran wisata internasional di
Tokyo, Jepang, pada September 2012. Pemprov Bali bekerja sama dengan
maskapai Garuda Indonesia.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata
Indonesia Bali, Ida Bagus Ngurah Wijaya meminta promosi wisata Bali di
Jepang dibenahi. ”Pemerintah harus menciptakan pasar. Saat ini, promosi
wisata lebih bergantung kepada agen tur Jepang sehingga mereka yang
pegang kendali,” katanya. www.pulogadingcity.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar