Kamis, 05 April 2012

 TRAVEL
Turis Jepang Turun 50 Persen
Wisatawan asing mengikuti kursus selancar di Pantai Kuta, Bali, Minggu (15/5/2011). Kursus dengan tarif berkisar Rp 320.000 per orang selama 2,5 jam tersebut melengkapi keberagaman paket wisata yang menjadi daya tarik Pulau Bali. 
DENPASAR - Jumlah turis Jepang yang biasanya mendominasi kunjungan turis asing di Bali terus menyusut sejak tahun 2008 hingga saat ini. Padahal, pelaku pariwisata di Bali menilai kunjungan turis Jepang lebih menguntungkan daripada turis dari negara lain.
”Ada banyak penyebab, seperti krisis global dan dampak bencana gempa dan tsunami tahun lalu di Jepang,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ida Bagus Kade Subhiksu, Rabu (4/4/2012), di Denpasar. Turis Jepang lebih memilih berlibur ke negara lain yang lebih dekat dan murah, seperti China atau Thailand.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, jumlah turis Jepang pada tahun 2008 sebanyak 359.824 orang, lalu hanya 333.905 orang (2009), 245.212 orang (2010), dan 182.385 orang (2011). Dengan demikian, sejak tahun 2008 hingga saat ini, terjadi penurunan jumlah turis Jepang di Bali sekitar 50 persen.
Padahal, sebelum tahun 2008, Jepang selalu berada di urutan pertama jumlah turis asing terbanyak di Bali. Sejak jumlah turis Jepang berkurang, Bali didominasi turis asal Australia dan China. Selama Januari-Februari 2012, jumlah turis Australia di Bali 119.054 orang dan turis China 82.705 orang, sedangkan turis Jepang hanya 28.659 orang.
Dwi Nurdayati, pemilik agen perjalanan wisata PT Bali Indah Cahaya Tour and Travel, sangat menyayangkan hal ini karena melayani turis Jepang lebih menguntungkan dari segi bisnis. Pertama, turis Jepang sangat disiplin dan bertanggung jawab dalam pembayaran paket wisata. Kedua, turis Jepang gemar membelanjakan banyak uang saat berlibur sehingga perajin atau penjual jasa wisata lainnya ikut diuntungkan.
Untuk mempertahankan kepercayaan dari turis Jepang, kata Dwi, kuncinya adalah pelaku pariwisata harus mengutamakan pelayanan yang profesional. ”Turis Jepang terkenal sensitif. Jika mendapat pelayanan tak memuaskan, mereka biasanya meminta uangnya kembali,” katanya.
Pemerintah Provinsi Bali, kata Subhiksu, berupaya meningkatkan jumlah kunjungan turis Jepang, dengan ikut promosi melalui pameran wisata internasional di Tokyo, Jepang, pada September 2012. Pemprov Bali bekerja sama dengan maskapai Garuda Indonesia.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Bali, Ida Bagus Ngurah Wijaya meminta promosi wisata Bali di Jepang dibenahi. ”Pemerintah harus menciptakan pasar. Saat ini, promosi wisata lebih bergantung kepada agen tur Jepang sehingga mereka yang pegang kendali,” katanya.  www.pulogadingcity.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar