TRAVEL
Makam pahlawan nasional Imam Bonjol di Desa Lota, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
MANADO — Selain wisata
alam dan kuliner, Sulawesi Utara pun punya wisata lain yang tidak kalah
menarik. Di kota ini banyak gereja nan cantik dan arsitekturnya unik.
Namun, ada pula wisata sejarah, seperti mengunjungi makam pahlawan Imam
Bonjol di Desa Lota, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa.Di
desa itu, di antara rerimbunan pohon, mencuat bangunan adat khas
Sumatera Barat. Bangunan kecil beratap bagonjong itu adalah cungkup
makam sang pahlawan yang terkenal dalam Perang Padri di Tanah Minang.
"Bangunan sudah beberapa kali direnovasi, terakhir pada tahun 1992 atas perintah Menteri Perhubungan Azwar Anas," kata Ainun, pengurus makam yang juga keturunan keempat dari pengawal Imam Bonjol, Apolos.
Makam sosok yang berperan dalam kemerdekaan Indonesia itu sederhana. Hanya dikelilingi keramik putih dengan nisan bertulisan namanya dan tahun kelahiran, yakni 1774 di Tanjung Bungo/Bonjol, Sumatera Barat, berikut tanggal wafatnya, 6 November 1854 di pengasingan di Minahasa.
Nama yang tertulis pada nisan adalah Peto Syarif Ibnu Pandito Bayanuddin bergelar Tuanku Imam Bonjol, Pahlawan Nasional.
Sekitar 60 meter dari lokasi makam, di tepi Sungai Malalayan, terdapat batu datar yang dulu selalu menjadi tempat shalat Imam Bonjol.
Untuk mencapai lokasi, pengunjung melewati jalan setapak dari batu, menurun ke arah sungai. Makam ini biasanya ramai pengunjung saat hari Minggu dan selama musim liburan.
www.pulogadingcity.blogspot.com
Berziarah di Makam Imam Bonjol
Makam pahlawan nasional Imam Bonjol di Desa Lota, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
"Bangunan sudah beberapa kali direnovasi, terakhir pada tahun 1992 atas perintah Menteri Perhubungan Azwar Anas," kata Ainun, pengurus makam yang juga keturunan keempat dari pengawal Imam Bonjol, Apolos.
Makam sosok yang berperan dalam kemerdekaan Indonesia itu sederhana. Hanya dikelilingi keramik putih dengan nisan bertulisan namanya dan tahun kelahiran, yakni 1774 di Tanjung Bungo/Bonjol, Sumatera Barat, berikut tanggal wafatnya, 6 November 1854 di pengasingan di Minahasa.
Nama yang tertulis pada nisan adalah Peto Syarif Ibnu Pandito Bayanuddin bergelar Tuanku Imam Bonjol, Pahlawan Nasional.
Sekitar 60 meter dari lokasi makam, di tepi Sungai Malalayan, terdapat batu datar yang dulu selalu menjadi tempat shalat Imam Bonjol.
Untuk mencapai lokasi, pengunjung melewati jalan setapak dari batu, menurun ke arah sungai. Makam ini biasanya ramai pengunjung saat hari Minggu dan selama musim liburan.
www.pulogadingcity.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar